Musim penghujan identik dengan musim penyakit. Salah satu penyakit
cukup parah yang bisa menimpa Anda dan keluarga adalah demam berdarah.
Nah, sebelum nyamuk Aedes Aegypti bersarang di rumah Anda, coba
praktekkan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 3M, program
Pemprov DKI Jakarta untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue
(DBD).
Gerakan pemberantasan nyamuk DBD ini dilakukan rutin
setiap Jumat, pukul 09.00 – 09.30 WIB. Cukup menyisihkan waktu 30 menit
seminggu sekali. Tidak sulit, kan?
Bila semua wadah yang bisa menampung air sebagai tempat hidup
jentik nyamuk, bisa dibersihkan setiap minggu, ‘cikal bakal’ nyamuk
tidak akan sempat berkembang biak. Alhasil lingkungan pun bebas dari
nyamuk demam berdarah.
Caranya, lakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus:
1. Menguras tempat penampungan air, seperti bak, vas atau pot bunga.
2. Menutup rapat tempat penampungan air
3. Menimbun/menyingkirkan barang-barang bekas yang bisa menampung air
Plus: - Membersihkan atau memperbaiki talang dari kemiringan yang bisa membuat air menggenang.
-
Tempat penampungan air yang sulit dikuras seperti reservoir (wadah
penyimpanan air), tangki atap, atau tempat penampungan air hujan,
ditaburkan bubuk larvasida sesuai aturan yang ditentukan. (Abate: 1sdm
dalam wadah air berukuran 100 liter)
Bedakan DBD dari tipes Meski,
pencegahan penyakit ini sudah Anda lakukan, tak ada salahnya Anda juga
mengenali penyakit membahayakan satu ini. Gejala klasik DBD, umumnya
terjadi demam tinggi mendadak (suhu 39-40°C), yang dapat disertai
menggigil berlangsung 2-7 hari.
Setelah itu, biasanya pada hari ke-4 infeksi virus ini bisa
mengakibatkan ruam, berupa bintik kemerahan pada daerah muka, leher, dan
dada. Namun, karena ada beberapa gejala penyakit yang mirip DBD, salah
satunya penyakit tipes, akibatnya tak jarang, pasien DBD didiagnosis
tipes, dan sebaliknya.
Menurut dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A( K), MTrop. Paed.,
Divisi Infeksi dan Pediatri Tropis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak,
FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, untuk bisa tepat mendiagnosis
suatu penyakit, tak selalu cukup hanya mengandalkan pemeriksaan di kamar
praktik. Mungkin diperlukan juga pemeriksaan laboratorium. Tapi,
sebenarnya, ada beberapa perbedaan yang dapat dijadikan acuan, di
antaranya:
- Pada DBD, suhu tubuh pada saat demam tinggi
mengalami naik turun. Umumnya, pada hari ke- 1-3, suhu tubuh langsung
tinggi (39-40ºC). Tapi, di hari ke 4-5, suhu tubuh kembali normal
(37-38ºC). Sedangkan, hari ke-6-7 naik kembali. Sementara, demam pada
tipes, suhu tubuh akan naik secara bertahap, dan tidak naik turun.
-
Umumnya, pada DBD terjadi nyeri perut, terutama di uluhati (bagian
ujung tulang dada di atas pusar). Sedangkan, gejala tipes, penderita
biasanya mengalami sulit buang air besar (sembelit) Dan, pada tipes,
penderita bisa mengalami bibir kering, lidah bertepi merah dan bagian
tengah bersalut putih, sedangkan gejala DBD tidak ada tanda tersebut.
-
Pada pasien DBD, bintik merah yang muncul bisa di seluruh tubuh. Tapi,
pada penderita tipes, bintik merah hanya timbul di dada, dan itu bukan
bintik perdarahan seperti DBD (yang bila ditekan bintik merahnya tidak
memudar).
0 komentar:
Posting Komentar