You're Allways Spesial In My Heart

Menikmati Budaya Khas Yogyakarta

Dji Sam Soe Jelajah Mahakarya Indonesia adalah sebuah acara yang diselenggarakan untuk menjembatani para dewasa Indonesia untuk lebih mengenal, mencintai, dan bangga terhadap mahakarya Indonesia. Indonesia memiliki banyak sekali mahakarya yang begitu indah. Mahakarya Indonesia terdiri dari hasil ciptaan Tuhan berupa keindahan alam dan hasil karya manusia berupa budaya dan arsitektur yang indah.

"Banyak orang Indonesia yang mengaku cinta Indonesia tetapi memiliki pengetahuan yang sangat sedikit mengenai kebudayaan dan kekayaan Indonesia. Ini yang harus dijembatani, bagaimana kita bisa menggerakkan mereka yang cinta Indonesia untuk lebih menghargai mahakarya Indonesia dan menciptakan inspirasi bagi lingkungannya,” ujar Asep Kambali seorang sejarawan dan ketua komunitas Historical.

Kota Yogyakarta dan Pulau Lombok menjadi tempat tujuan hadiah utama Jelajah Mahakarya Indonesia. Kedua tempat tersebut dipilih karena keeksotisan alam dan budaya yang khas dari daerah tersebut begitu memukau. Di Kota Yogyakarta para pemenang akan diajak melihat warisan kebudayaan yang dituangkan melalui cara yang kontemporer. Setelah selesai menikmati keindahan budaya khas Yogyakarta, para peserta akan beranjak menuju Lombok.

Lombok dan Gunung Rinjani adalah satu paket keindahan eksotis dari Nusa Tenggara Barat. Peserta akan merasakan sensasi menjadi seorang trekker untuk menaklukan Gunung Rinjani. Jalur ini sering dianggap sebagai salah satu jalur trekking tingkat advance. Serangkaian kegiatan akan dikemas secara khusus agar memberikan kesan mendalam serta menjadikannya sebuah pengalaman tak terlupakan.

“Yang menarik ketika kita travelling bukan saja melihat pemandangan yang indah, tetapi juga mendapatkan berbagai pengalaman baru dan unik tentang kebudayaan Indonesia yang menjadi pelajaran betapa seharusnya kita berbangga hati menjadi orang Indonesia,” ujar Trinity seorang traveler yang telah membukukanh pengalamannya menjelajah Indonesia.

Cara Redakan Sakit Kepala Tanpa Obat

Gangguan sakit kepala dapat dikatakan sebagai penyakit yang muncul dari gaya hidup. Biasanya, rasa sakit ini menyerang saat Anda berada dalam tekanan. Selain itu juga ditimbulkan dari bahan tambahan makanan yang ada dalam setiap hidangan. 
Rasa sakit ini dapat berlangsung selama berjam-jam, atau juga sementara. "Tidak hanya menyerang bagian kepala, rasa sakit juga berdampak pada ketidak nyamanan pada bagian bahu dan leher," papar Peter Goadsby, MD, direktur dari University of California San Francisco Headache Clinic, seperti dikutip iVillage.
Sebelum memutuskan untuk mencari obat pereda, ada baiknya Anda melakukan ini terlebih dahulu:
Mencari penyebab
Penyebab sakit kepala yang sering tidak disadari oleh para pasien adalah ketegangan karena stress. Selain itu juga postur tubuh yang tidak baik. Hal ini membuat otot-otot tubuh menjadi tegang. Bisa jadi karena Anda tidak melakukan gerakan dinamis atau diam dalam waktu lama. Misalnya saja ketika harus duduk lama di depan komputer. 
Pemicu lainnya adalah pola tidur. Kurang tidur atau malah tidur terlalu lama akan berpengaruh pada tingkat gula darah, dan dehidrasi. 
Cara mengatasi
Pada kasus migren khususnya, istirahat total sangat diperlukan untuk tindakan pengobatan. Migren ini biasanya ditandai dengan nyeri berdenyut pada salah satu sisi kepala, mual, peningkatan sensitivitas pada cahaya dan suara, dapat diredakan dengan berbaring untuk istirahat total. 
Atau jika sudah merasakan tanda-tanda sakit kepala, hentikan aktivitas Anda. "Beristirahatlah, meregangkan kaki, atau meninggalkan pekerjaan sejenak untuk menyegarkan otak kembali," kata Goadsby. 
Cara lainnya adalah dengan melakukan akupresur sendiri. Tekan bagian atas hidung (antara sudut mata) dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk. Pijat secara lembut selama beberapa menit. Terapi pengobatan yang lain juga bisa dilakukan dengan meditasi. Menarik nafas dalam, dan membuangnya secara teratur.

Efek negatif Parfum

Banyak dari kita yang mengandalkan wewangian untuk memberikan suntikan energi. Secara psikologis, beberapa jenis wewangian, termasuk parfum, aromaterapi, dan penyegar udara memang dapat memberi efek menenangkan. 
Namun, sebuah studi juga menunjukkan efek buruk dari wewangian ini. Menyebabkan alergi, asma, migren, dan gangguan hasrat seksual.
Alergi
Pada parfum misalnya, bahan wanginya akan memicu alergi saat bersinggungan dengan kulit. Molekul di dalamnya memicu respon imun. Menyebabkan gatal, kulit bersisik, dan pecah-pecah.
"Sekitar satu dari 20 orang diperkirakan mengalami alergi aroma. Alergi ini mengalami peningkatan, seiring dengan jumlah produk wewangian yang juga meningkat," kata Dr Susannah Baron, konsultan dermatologis di Kent & Canterbury Hospital, seperti dikutip Daily Mail.
Sakit kepala
Selain bahan kimia yang menimbulkan alergi, aroma kuat pada wewangian juga dapat menyebabkan sakit kepala. Menurut Dr Vincent Martin, seorang spesialis sakit kepala di University of Cincinnati College of Medicine, wewangian akan mengaktifkan sel-sel saraf hidung. Ini akan merangsang sistem saraf yang berhubungan dengan nyeri kepala.
Untuk menghindari ini, penderita migrain disarankan untuk meminimalkan kontak dengan wewangian.
Asma
Sementara itu, produk-produk wewangian seperti plug-in deodorisers dan juga penyegar udara yang mengandung bahan kimia ringan juga dapat memicu serangan asma. Aromanya bisa mengiritasi saluran udara pada mereka yang menderita asma. Ini menyebabkan masalah pada pernapasan.
Dr Stanley Fineman, dari klinik alergi dan asma di Atlanta, AS, mengatakan, mereka dengan asma sensitif, akan mengalami perubahan fungsi paru-paru saat bersinggungan dengan wewangian.
Masalah ginekolog
Produk wewangian juga dihubungkan dengan masalah ginekolog, terutama pada wanita. "Bahan wanginya dapat mengubah pH alami atau keasaman vagina. Jika keasamannya hilang, bakteri akan berkembang dengan mudah," papar Dr Sovra Whitcroft, seorang ginekolog di klinik Guildford.
"Dan bahan kimia yang kuat pada parfum juga dapat memberi efek iritasi langsung pada lapisan mukosa sensitif dari vagina. Hal ini bisa membuat kulit lebih rentan terhadap bakteri penyebab infeksi sekunder."

Sejuta Manfaat Konsumsi Seafood

Banyak orang menyukai makanan seafood karena proses memasak yang mudah dan cepat. Tak hanya itu, makanan yang terdiri dari ikan, kepiting, udang, cumi serta kerang ini paling cocok ditemani sayuran.

Meskipun sudah banyak masyarakat yang mulai enggan mengonsumsi seafood dikarenakan bisa menyebabkan kesehatan terganggu namun nyatanya seafood bisa memberikan dampak yang baik buat tubuh Anda pribadi.

Untuk lebih jelas mengetahui apa saja manfaat seusai mengonsumsi makanan laut atau yang lebih dikenal dengan seafood ini, mari simak sejuta manfaat seperti diulas Boldsky, berikut ini:

Rendah lemak
Jangan salah menyangka, bila makanan seafood terdapat kadar lemak yang tinggi tapi pada kenyataannya makanan ini sangat rendah lemak, yaitu ikan dan kerang.

Perlu diingat daging tanpa lemak seperti ikan, salmon, udang merupakan makanan laut yang sehat karena sangat sedikit kadar lemak jenuh sehingga Anda tak perlu lagi khawatir soal kenaikan berat badan Anda.

Protein
Salah satu manfaat mengonsumsi makanan laut lainnya adalah begitu besar kadar omega-3 yang dimilikinya terutama pada omega-3 asam lemak, kadar ini membantu Anda untuk memiliki jantung yang sehat. Makanan seafood seperti salmon, makarel memiliki kadar omega-3 asam lemak yang kaya.

Diet
Untuk melakukan diet, Anda bisa mengonsumsi seafood tetapi dalam menyantapnya kadarnya pun juga harus dibatasi sebab semua makanan yang dikonsumsi berlebihan tentunya tidak bagus buat Anda.

Vitamin dan Mineral
Makanan laut bukan sebatas kaya akan protein tapi vitamin dan mineralnya juga sangat bagus, apalagi bila dalam mengolahnya cukup dibakar atau dipanggang saja sebab nilai gizi dan nutrisi pada olahan makanan laut masih bisa terasa dan di dapatkan ketimbang dengan cara digoreng.

Bahkan makanan laut atau seafood ini dipercaya sebagai makanan yang lebih baik kadar nutrisinya ketimbang daging maupun telur terutama pada ikan dan kepiting yang kaya sekali kadar vitamin dan mineralnya.
 Ikan
Makanan seafood yang satu ini sangat kaya rendah kalori dan kolesterol, bahkan ikan kaya akan omega-3nya, cukup konsumsi ikan dua hingga tiga kali dalam seminggu, efek lainnya ikan bisa membuat penglihatan jadi lebih baik.

Imunisasi, Investasi Kesehatan Anak untuk Masa Depan

Imunisasi tidak saja menjadi langkah preventif mencegah penularan penyakit, tapi juga investasi kesehatan buah hati di masa depan. Mau bukti?

Siapa pun pasti mengenal imunisasi. Bahkan, mungkin sebagian besar dari kita sudah pernah mendapatkan imunisasi saat kita masih kecil.

Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif terhadap penyakit-penyakit tertentu.

Sayangnya, masih ada kelompok masyarakat yang masih meragukan manfaat pemberian imunisasi kepada anaknya. Padahal, imunisasi tidak hanya menciptakan kekebalan tubuh, tapi juga penting untuk memutus mata rantai penularan penyakit pada anak maupun orang-orang di sekitarnya.

Di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) masih merupakan penyebab kematian dan kecacatan anak. Sekira lima persen kematian pada anak balita diakibatkan oleh PD3I. Karena itu, upaya imunisasi sangat penting dilakukan untuk menekan angka kesakitan dan kematian tersebut.

Terus diintensifkan

Pemberian imunisasi di Indonesia pertama kali dilakukan pada 1956, diawali dengan imunisasi cacar. Sejak itu, cakupan dan jenis imunisasinya terus diperluas. Dewasa ini, ada lima vaksin yang diberikan Program Imunisasi pada bayi dan anak Indonesia untuk mencegah tujuh penyakit menular, yaitu Tuberkulosis, Polio, Difteria, Pertusis, Tetanus, Campak, dan Hepatitis B.

Kegiatan pemberian imunisasi juga semakin merata di seluruh wilayah. Kalau 2008 baru 68,3 persen dari 65.781 desa yang telah mencapai Universal Child Immunization (UCI), setelah akselerasi pada 2010, cakupannya mencapai 75,3 persen dari 75.990 desa.

Salah satu contoh konkrit keberhasilan penting program imunisasi, yaitu bebasnya penyakit cacar. Pada 1974, Indonesia secara resmi dinyatakan negara bebas cacar. Sementara itu, kasus penyakit PD3I lainnya juga makin menurun. Campak misalnya, dari 24.388 kasus pada 2008, turun menjadi 17.139 kasus pada 2010. Tetanus neonatorum dilaporkan sebanyak 198 kasus pada 2008, beberapa tahun terakhir menjadi sekira 137 kasus.

Untuk polio, walaupun sudah tidak ada lagi kasus polio dalam beberapa tahun ini, ancaman dari luar negeri masih tetap ada. Beberapa negara di dunia masih melaporkan adanya virus polio liar. Karena belum seluruh desa mencapai UCI, berarti masih ada kantung-kantung desa yang berpotensi terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

Untuk antisipasi keadaan tersebut, sejak 2009 telah dilakukan kampanye imunisasi tambahan dalam tiga tahap. Tahap pertama dilakukan pada 2009, tahap kedua pada 2010, dan tahap terakhir digelar pada 2011 di 17 provinsi di Indonesia dengan sasaran cakupan minimal 95 persen dari seluruh anak balita.

Tahun ini, Indonesia bersama-sama negara-negara di kawasan Asia Tenggara berkomitmen menjadikan 2012 sebagai Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin atau Intensification of Routine Immunization (IRI).

Menyikapi isu

Imunisasi tentu perlu mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak, termasuk masyarakat. Pasalnya, sampai saat ini masih dijumpai sejumlah tantangan dalam pemberian imunisasi, antara lain pemahaman orangtua yang masih kurang di sebagian kalangan masyarakat, mitos yang salah terkait imunisasi, kendala geografis, sampai jadwal imunisasi yang terlambat.

Masyarakat juga perlu lebih cermat dan berhati-hati dalam menyikapi berbagai informasi terkait imunisasi, misalnya menyikapi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang berat.

Sebagai contoh, ketika wabah polio di Jawa Barat terjadi, beberapa anak lumpuh setelah mendapat vaksin polio. Dengan pemeriksaan virus (virologi) terbukti bahwa kelumpuhan tersebut diakibatkan virus polio liar yang sudah menyerang anak tersebut sebelum dia mendapat imunisasi polio.

Demikian pula dengan kasus KIPI berat lainnya. Setelah diperiksa ahli-ahli di bidangnya, terbukti bahwa KIPI tersebut akibat penyakit lain yang sudah ada sebelumnya, bukan akibat imunisasi.

Untuk menyikapi kasus KIPI, sebaiknya masyarakat mengacu pada informasi yang diberikan oleh Komite Daerah (Komda) KIPI yang ada di provinsi atau Komite Nasional (Komnas) KIPI di Jakarta. Karena berita atau laporan kecurigaan adanya KIPI selalu dikaji secara ilmiah oleh ahli-ahlinya, seperti pakar-pakar penyakit infeksi, imunisasi, dan imunologi yang ada di komite tersebut.

Sejatinya, masyarakat tidak perlu ragu akan keamanan dan manfaat imunisasi. Saat ini, 194 negara di seluruh dunia yakin bahwa imunisasi aman dan bermanfaat mencegah wabah, sakit berat, cacat, dan kematian pada  bayi dan balita.

Bahkan, negara-negara dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi pun masih terus melaksanakan program imunisasi. Termasuk, negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dengan cakupan imunisasi lebih dari 85 persen.

Pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah ketimbang terlanjur jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit.

Jadi, imunisasi bisa dikatakan investasi kesehatan untuk masa depan. Sebaiknya, semua bayi dan balita diimunisasi secara lengkap. Dengan terhindarnya anak dari penyakit infeksi berbahaya, maka mereka memiliki kesempatan beraktivitas, bermain, belajar tanpa terganggu masalah kesehatan.