Jika Anda termasuk pelanggan air minum isi ulang, cobalah teliti sebelum
mengisi. Masalahnya, sejumlah depo air minum isi ulang di Jakarta dan
sekitarnya diduga tercemar bakteri E. Coli. Wah, itu berarti bisa
membahayakan kesehatan.
Apakah air minum isi ulang bisa langsung diminum?
Pada
prinsipnya, air minum isi ulang yang banyak dijual itu layak
dikonsumsi. Tapi, yang aman diminum adalah yang kualitasnya sudah
diperiksa oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kotamadya Setempat.
Intinya,
air yang layak diminum harus melewati 3 persyaratan kelaikan, yaitu
dari segi fisik, kimia, dan mikrobiologi. Jika standar tersebut sudah
terpenuhi, depo tersebut akan diberikan sertifikat izin dari Dinas
Kesehatan tersebut.
Nah, agar tidak ragu, sebaiknya minta
diperlihatkan sertifikat tersebut sebelum membelinya. Perhatikan juga
masa waktu berlakunya, karena izin ini tidak berlaku selamanya. Tiap
6-12 bulan depo harus memeriksakan produknya.
Bisakah air minum mengandung bakteri dapat dilihat secara kasat mata?
Tidak
bisa. Untuk mengetahui apakah ada bakteri dalam air minum memang harus
diteliti di laboratorium. Tapi, Anda bisa mendeteksi secara fisik apakah
air layak diminum. Dari segi fisik, air minum tak boleh memiliki bau,
rasa, dan warna (harus jernih).
Melalui tes laboratorium dapat
diteliti dari segi kimia. Air minum harus bebas dari kandungan zat kimia
berbahaya, seperti logam berat (air raksa atau merkuri (Hg), timbal
(Pb) dan Au) aluminium, besi, serta klorida.
Sedangkan, dari
segi mikrobiologi, air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri
patogen (bersifat racun sehingga dapat menimbulkan penyakit). Bakteri
yang tergolong patogen adalah E.coli, Salmonella typhii, dan sejenisnya.
Karena telah mendapatkan proses sterilisasi, harusnya AMIU dapat
langsung dikonsumsi.
Apa bahayanya mengonsumsi air minum yang telah terkontaminasi bakteri E. coli? Kehadiran
bakteri coliform (E.coli tergolong jenis bakteri ini) yang banyak
ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan kualitas sanitasi yang
rendah dalam proses pengadaan air.
Makin tinggi tingkat
kontaminasi bakteri coliform, makin tinggi pula risiko kehadiran bakteri
patogen, seperti bakteri Shigella (penyebab muntaber), S. typhii
(penyebab tifus), kolera, dan disentri.
Oleh karena itu, air
minum harus bebas dari semua jenis bakteri coliform dan bakteri lain
yang bersifat patogen yang dapat menyebabkan diare, diare berdarah, kram
perut, dan rasa mual.
Jadi, bagaimana agar tetap aman mengonsumsi air minum isi ulang?
Perhatikan sanitasi botol kemasan. Berikut langkah-langkahnya:
-
Cuci botol kemasan dengan sabun pembersih alat dapur yang tidak
beraroma. Tujuannya agar tidak mempengaruhi rasa air yang akan diisi
nanti.
- Setelah bersih dari air sabun, bilas botol dengan air panas (suhu 80 derajat Celcius).
-
Lalu, tutup botol dengan rapat dengan plastik bersih. Buka tutup
tersebut, tepat sebelum botol diisi air minum isi ulang, sehingga debu
tidak mudah masuk.
Selain itu, lakukan usaha-usaha desinfeksi
sendiri di rumah, misalnya rebus air minum isi ulang tersebut di atas
api hingga mendidih selama minimum 2 menit.
0 komentar:
Posting Komentar