Budaya Mendongeng Bisa Turunkan Kekerasan pada Anak


KASUS pelanggaran terhadap anak kian meningkat tiap tahunnya. Pemerhati Anak Seto Mulyadi menilai, mengubah cara didik anak sejak dini menjadi salah satu solusi untuk menekan angka kasus yang terus naik.  
"Kekerasan pada anak yang terjadi di Indonesia karena cara didik yang keliru. Pelaku keributan itu biasanya didik dengan cara kekerasan," ujar pria yang akrab disapa Kak Seto di Kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (20/12/2013).
 
Dikatakan Kak Seto, prilaku orangtua yang membentak, mencubit, menjewer telinga dan hal kekerasan lain adalah cara yang salah untuk menghukum anak jika berbuat kesalahan.
 
"Membacakan dongeng itu satu cara mendidik anak karena akan membantu mempelajari dan menguatkan kata-kata. Jadi tidak perlu membentak atau dengan kekerasan fisik, anak nantinya akan mengetahui hal yang dilarang atau diperintahkan dengan kekuatan kata," jelasnya.
 
Sepanjang tahun 2013, Komnas PA mencatat pengaduan pelanggaran hak pada anak meningkat hingga 60 persen, Kak Seto memprediksikan jumlah itu akan meningkat hingga 100 persen pada tahun 2014 jika tidak segera diatasi.
 
"Semua harus ikut serta, semua lapisan masyarakat melakukan gerakan nasional stop kekerasan pada anak. Misal setiap RT dan RW mempunyai Satgas Perlindungan Anak, jadi jika ada pelanggaran pada anak terjadi bisa langsung termonitor dari lingkungan terdekat," jelasnya.

0 komentar:

Posting Komentar